Makna kampung PRENGGAN dari sudut KOTAGEDE.
Dari kawasan cukup dikenal Internasional yang bernama "KOTAGEDE" Kota Perak bermukim para kreator kerajinan perak, desainer maupun para tukang yang bisa menjabarkan apa maksud sket maupn gambar untuk menjadi berbagai macam kerajinan perak, dari Tea set, miniatur Becak,Andong,Sepeda,Gerobag, bahkan cerita-cerita Ramayana, tatah pendhok, sendhok, topi dan buanyak lagi sudah dicipta para ahli pahat logam dari Kotagede, yang pusat Kopersinyapun berada di Prenggan (KP3J), yang pada masa jayanya hampir setiap tamu kenegaraan yang diseting berkunjung ke Jogjakarta pasti akan mampir di KOTAGEDE KOTAPERAK,dan pada era itu pula para pengusaha perak bisa menggulung tanah kanan kiri mereka untuk dibeli dari hasil keuntungannya sebagai pengusaha perak, tanyakan para kakek nenek kita yang pasti bisa bercerita dengan runtutnya, dari ujung Rejowinangun keselatan yang dulu kebun tebu pernah suatu masa tanpa tebu tapi sudah dipatok dengan plang nama "Tanah ini milik perusahaan perak X" bahkan sampai ujung Tegalgendu, dan di era berikutnya banyak di ikuti perusahaan perak lainya, dan alangkah cukup ironis karena para seniman yang sebenarnya melambungkan para pengusaha perak tersebut tidak pernah berkembang secara signifikan sampai hari ini masih melarat, hanya anak cucu mereka yang kreatif yang bisa melawan arus penindasan.
Dari kampung Prenggan pula pernah tumbuh pengusaha batik di sebelah timur masjid Perak oleh dinasti orang tuanya om Pajarto, yang tempat medelnya sampai halaman depan yang sekarang untuk menjual bakso dan menjadi toko alat tulis, di Prenggan pula pernah berjajar para penjual makanan penjual jasa penjahit maupun potong rambut dan lainya, dari depan pasar ada toko nya pak Trimo (Heru dan Edi), toko Saerah(alm. Bp. Padmo Sardjono eyangnya Aniworo dan Punto), foto studio pak Dirdjo(tempatnya mbak Erna),toko Ratna keluarganya kang Aslam,toko abang tempatnya Wawan lalu muncul lagi toko Fajar keluarganya Likman Hakim dan Wicaksono, toko Rahayu keluarganya mbak Yati dan mbak Rini, toko Aneka keluarganya Isnawan, toko Rejeki keluarganya pak Lurah Sholehudin sampai toko mundur,lalu deretan penjual jasa, tukang jam pak Salim, potong rambut dan lauk pauk mbah Kromo, imam masjid perak mbah Shaleh, tukang kasur pak Yoso, toko Wetan Kanthil, toko bahan dan perlengkapan kimia emas perak pak Bakri regol Kanthil, kebarat lagi toko Araya alm. pak Usman keluarganya Iwan, nggedreg keluarganya mas Yanto, toko Ijo keluarganya Heri combo, kantor KP3J.
Bikan, wajik dan mata kebo mbah Punjul,Es kencur mbah Dul Kadir, penjahit, Kipa bu Jito, jenang sambel krecek Soka dan depan Proyodranan setiap pagi buta, juga gathot thiwul di depan tokonya mbak Atun, dan paling barat lauk pauk gorengan wader cethul iwak kali dan dawet beras oleh almh. mbok Sura yang sekarang menjadi tempat parkir HS Silver depan Mahad Islami, dan pasar ke utara ada mbok Pawiro Sujud yang terkenal dengan sebutan tempat jajanan pacak suji, lalu muncul perusahaan es pak Mul, Studio Radio amatir Monstera, perak Padi Kapas pak Djajusman Akhjar,lawuh super enak mbok Mangun Wakin utara SD Loka selekta yang dulu masih pemakaman umum, keutara penggergajian kayu pak Harto balok, potong rambut Maduratna, rujak dan tahu guling mbah Mul Gondo dan paling utara Pegadaian.
lalu para penggiat usaha makanan didalam kampung prenggan masih banyak juga, Lotek dan wedang jahe mbokne kang Dodo di ladang pinggir kali yang tidak bisa dipungkiri sudah membuat kenangan berjodoh bagi remaja Kotagede waktu itu, Soto lenthuk dan modhel mbah Amad Midi, jasa jual beli burung dara kang Gono, di belakang masjid perak ada penjual jenang lemu di sisi timur bp. H. Nuwaeri(kang Heni Astiyanto), ketimur sedikit di utara kajengan sekarang (dulu pemakaman umum) ada lik Utin mboke kang Parlan yang kondang dengan jenang juruh santen, dan semua penggiat usaha ini rame lancar berusaha sebagai penyedia jasa para juragan dan buruh perusahaan perak Kotagede, yang waktu itu transaksinya kisaran 5 sampai 10 Rupiah saja sudah kenyang.dari yang saya ceritakan diatas hanyalah bagian kecil yang saya ingat, tapi saya yakin masih banyak yang terselip tidak saya ketahui jenis usahanya.
Tapi Prenggan dulu memang sangat berbeda dengan Prenggan kini, beranjak bergulirnya waktu dan semangat para warga yang peduli juga berkat tangan dingin para punggawa Pemerintah wilayah bersama masyarakat Prenggan, maka sekarang Prenggan memang tampak geliatnya, ya kreatifitas, ya kearifan lokal, religy, budaya, kuliner,
Bikan, wajik dan mata kebo mbah Punjul,Es kencur mbah Dul Kadir, penjahit, Kipa bu Jito, jenang sambel krecek Soka dan depan Proyodranan setiap pagi buta, juga gathot thiwul di depan tokonya mbak Atun, dan paling barat lauk pauk gorengan wader cethul iwak kali dan dawet beras oleh almh. mbok Sura yang sekarang menjadi tempat parkir HS Silver depan Mahad Islami, dan pasar ke utara ada mbok Pawiro Sujud yang terkenal dengan sebutan tempat jajanan pacak suji, lalu muncul perusahaan es pak Mul, Studio Radio amatir Monstera, perak Padi Kapas pak Djajusman Akhjar,lawuh super enak mbok Mangun Wakin utara SD Loka selekta yang dulu masih pemakaman umum, keutara penggergajian kayu pak Harto balok, potong rambut Maduratna, rujak dan tahu guling mbah Mul Gondo dan paling utara Pegadaian.
lalu para penggiat usaha makanan didalam kampung prenggan masih banyak juga, Lotek dan wedang jahe mbokne kang Dodo di ladang pinggir kali yang tidak bisa dipungkiri sudah membuat kenangan berjodoh bagi remaja Kotagede waktu itu, Soto lenthuk dan modhel mbah Amad Midi, jasa jual beli burung dara kang Gono, di belakang masjid perak ada penjual jenang lemu di sisi timur bp. H. Nuwaeri(kang Heni Astiyanto), ketimur sedikit di utara kajengan sekarang (dulu pemakaman umum) ada lik Utin mboke kang Parlan yang kondang dengan jenang juruh santen, dan semua penggiat usaha ini rame lancar berusaha sebagai penyedia jasa para juragan dan buruh perusahaan perak Kotagede, yang waktu itu transaksinya kisaran 5 sampai 10 Rupiah saja sudah kenyang.dari yang saya ceritakan diatas hanyalah bagian kecil yang saya ingat, tapi saya yakin masih banyak yang terselip tidak saya ketahui jenis usahanya.
Tapi Prenggan dulu memang sangat berbeda dengan Prenggan kini, beranjak bergulirnya waktu dan semangat para warga yang peduli juga berkat tangan dingin para punggawa Pemerintah wilayah bersama masyarakat Prenggan, maka sekarang Prenggan memang tampak geliatnya, ya kreatifitas, ya kearifan lokal, religy, budaya, kuliner,
- ya inovasi maupun pertumbuhan ekonominya, suka maupun kurang suka sekarang Prenggan memang beda dan maju pesat